Search This Blog

20 June 2007

PEREBUT HATI TIFOSI

Sebagai penggemar sejati balap MotoGP, Anda pasti bingung menjagokan siapa di musim ini. Casey Stoner tampangnya kurang begitu ganteng, tetapi prestasinya membuat decak kagum. Valentino Rossi yang brilian tetapi sering dirundung masalah. Pembalap lainnya biasa saja, apalagi Nicky Hayden yang dianggap bukan juara dunia sejati. Tetapi hati para fans berat (tifosi) di Italia, yang ada hanya Rossi dan Ducati. Kemenangan Rossi pun termotivasi kibaran bendera kuning.
SIRKUIT DUCATI
Seri ke-6 MotoGP di Mugello, Italia (3/6) seolah sedang ada kampanye partai peserta pemilu. Di mana-mana bertebaran atribut warna kuning dan merah. Bila di ring tinju ada sudut biru dan merah, di sirkuit MotoGP ada sudut kuning dan merah.

Sirkuit Mugello adalah tuan rumah bagi tim Fiat Yamaha yang dibela Rossi, juga kandang tim Ducati yang diperkuat Loris Capirossi dan Casey Stoner. Rossi dan Capirossi masing-masing punya dukungan kuat dan semangat untuk menang.

Didukung trek panjang 1.141 meter (61 meter lebih pendek dari trek lurus belakang di sirkuit Shanghai), Mugello jadi salah satu sirkuit tercepat di MotoGP. Jelas menguntungkan bagi motor Ducati, tetapi ada chicane (tikungan ganda) cepat yang cocok untuk Rossi dengan jurus ampuh mengerem lebih lambat.

Kondisi cuaca tak menentu sejak latihan hari Jumat, membuat peta kekuatan sulit diprediksi. Stoner cepat ketika lintasan diguyur hujan, sementara Rossi sempat jatuh. Dani Pedrosa berkuasa di saat trek kering.

Untunglah pas lomba berlangsung cuaca cerah sesuai harapan Rossi. Sebab rider yang punya panggilan The Doctor ini sangat berambisi menang. Apalagi saingannya, Stoner merasa Mugello salah satu sirkuit favoritnya.
Stoner pertama kali meraih pole position di kelas 125 cc pada 2003 dan juga naik podium. Tetapi Capirossi yang memegang lap record di Mugello tak mau kalah. Memakai spek mesin Ducati baru, ia menunjukkan dirinya tak kalah dari rekan setimnya itu.

Seperti biasa, pelan namun pasti Rossi bisa beranjak naik dan memimpin sejak lap 9 dari 23 lap. Ia pun mencatat rekor 100% dengan kemenangan 6 kali menang berturut-turut di Mugello, 8 kali secara keseluruhan.

“Menang di sini selalu sangat spesial. Banyaknya kibaran bendera kuning (warna khas pendukung Rossi), membuat saya lebih termotivasi,” ujar kelahiran Urbino yang melakukan start buruk.

The Doctor berterima kasih pada teman-temannya dan penonton yang memenuhi sirkuit, juga kerja brilian tim dan motor sempurna sesuai harapannya. Direktur tim Fiat Yamaha, Davide Brivio tak menyangka bisa Rossi bisa menang dengan gap yang begitu jauh.

Ternyata, hati para tifosi masih memihak pada pemilik nomor motor 46. Rossi pun masih setajam pedang dan sekencang roket. Bravo Vale!

ROSSI TETAP CINTA YAMAHA
Turun di GP Italia, Valentino Rossi khusus menaruh gambar hati merah besar di helm balapnya. Tujuannya untuk menunjukkan cinta kepada para tifosi yang membanjiri sirkuit Mugello. Sekaligus memberi sinyal kepada media, bahwa hatinya belum hilang untuk fight atau mencintai MotoGP. Maklum, Rossi sempat digosipkan pindah ke balap F1.

Gambar hati ini pun sesuai sogan pabrikan Yamaha ‘Touching Your Heart’. Rossi pun menegaskan bahwa hatinya tetap di Yamaha. Di hadapan 85 ribu lebih penonton, Rossi menyentuh gambar hati itu dengan jari tangannya. Dari atas podium ia melempar helm ke penonton yang merangsek ke dalam sirkuit. Romantis sekali.

REKOR DI RUMAH SENDIRI
Menang di kelas 125 cc 1997 dan 250 cc tahun 1999 plus 6 kali di MotoGP, membuat Valentino Rossi jadi rider paling sukses di sirkuit Mugello. Ia jadi satu-satunya pembalap dalam sejarah balap motor bergengsi ini, yang menang 6 kali berturut-turut di sirkuit negara asalnya. Keseluruhan menang 8 kali dalam kurun waktu 12 tahun berkompetisi.

Rekor menang di kandang sendiri, semula dipegang pembalap Inggris, Mike Hailwood yang menguasai Isle of Man TT sebanyak 5 kali berurutan pada 1960-an. Rossi juga menyamai rekor Michael Doohan yang menang di GP Italia saat berlaga di kelas 500 cc pada 1993-1998.

DUCATI PINJAMAN LEBIH MUMPUNI
Pembalap veteran Alex Barros menyelamatkan pabrikan asal Italia. Pembalap tim Pramac d’Antin asal Brasil itu bisa menyalip rider pabrikan Ducati, Casey Stoner. Ini jelas sangat mempengaruhi perolehan poin Stoner di klasemen sementara.

Usai GP Italia, perasaan pihak Ducati campur aduk. Senang karena ada pembalap yang naik motor Ducati berhasil podium, tetapi galau karena gagal di kandang sendiri. Ternyata motor Ducati ‘pinjaman’ lebih bisa mengalahkan Ducati pabrikan.

Sejak awal musim, Ducati memberi kebebasan padanya untuk bersaing. Artinya tak ada team order agar mengalah dari tim pabrikan. “Alex, tim memberimu motor terbaik, jadi lakukan hal terbaik yang kamu bisa. Jangan khawatir apa yang terjadi,” ujarnya menirukan kata tim.

Barros yang kini berusia 37 tahun, merupakan pembalap 3 zaman (era Kevin Schwantz, Mike Doohan dan Rossi). Ia mulai ikut balap kelas utama sejak 1990, saat itu masih berumur 20 tahun dan tercatat sebagai pembalap termuda di GP 500 cc.

Hasil Lomba

1. Valentino Rossi Fiat Yamaha (M) 44mnt 15,927dtk
2. Dani Pedrosa Repsol Honda (M) +03,074dtk
3. Alex Barros Pramac d’Antin (B) +05,956dtk
4. Casey Stoner Ducati Marlboro (B) +06,012dtk
5. John Hopkins Rizla Suzuki (B) +13,244dtk

Klasemen Sementara

1. C. Stoner 86
2. V. Rossi 71
3. D. Pedrosa 49
4. M. Melandri 41
5. J. Hopkins 39



By
_Me_

No comments:

Popular posts

Google Maps: Ar Berry Frozen